Rabu, 11 Desember 2019

PERUBAHAN IKLIM, PERUBAHAN POLA PENYAKIT, SERTA KAITANNYA DENGAN KESEHATAN MASYARAKAT

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Oke teman-teman, kali ini saya Andi Ulfryza Dwi Riwansyah akan membahas perubahan iklim, perubahan penyakit serta kaitannya dengan kesehatan masyarakat

    


Seperti kita ketahui pemanasan global selama abad terakhir telah mengakibatkan perubahan iklim yang sebagian besar terindikasi sebagai bencana lingkungan hidup seperti,banjir, kekeringan dan bergesernya musim hujan. Perubahan iklim merupakan salah satu isu yang cukup ramai dibicarakan belakangan ini. Hal ini disebabkan karena dampak perubahan iklim tersebut sudah sangat dirasakan pada setiap aspek-aspek kehidupan manusia.
Meskipun kenaikan suhu udara dan muka air laut kelihatannya kecil , beberapa tempat atau ekosistem atau masayarakat tertentu sangat rentan menghadapi perubahan tersebut. Kondisinya akan diperburuk apabila kemampuan ekosistem atau masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim rendah.
Terdapat tramisi kesehatan yang terjadi karena adanya transisi demografi dan transisi epidemiologi. Transisi demografi merupakan akibat adanya industrialisasi, meningkatnya pendapatan, tingkat pendidikan, teknologi kesehatan dan kedokteran di masyarakat. Hal ini akan berdampak pada terjadinya transisi epidemiologi yaitu terjadinya perubahan pola pada kematian terutama akibat infeksi, angka fertilitas total, umur harapan hidup penduduk dan meningkamya penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit kronik. Sebaliknya menurunnya tingkat sosial ekonomi akan menyebabkan penyakit infeksi yang masih tetap tinggi, timbulnya penyakit baru dan timbulnya kembali penyakit lama.
Kaitan antara perubahan iklim serta perubahan pola penyakit jelas terlihat, dimana dengan perpindahan iklim yang tak menentu, akan lebih rentan memicu timbulnya berbagai macam penyakit yang berdampak pada penurunan angka derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.
Di Indonesia yang beriklim tropis ini pada musim kemarau berkepanjangan adalah kondisi yang sangat baik bagi perkembangan bakteri, virus, jamur dan parasit karena kelembaban udara pada musim kemarau cukup tinggi. Mikroorganisme-mikroorganisme tersebut tumbuh dengan sangat subur dan dapat bertahan hidup lebih lama. Kondisi ini menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan bakteri dan udara semakin banyak terjadi seperti penyakit kulit akibat jamur. Selain itu, udara yang hangat adalah pertanda bagi bunga untuk melakukan penyerbukan. Umumnya, orang alergi dengan benda-benda kecil seperti serbuk bunga. Sehingga, kondisi ini menyebabkan peningkatan penyakit akibat alergi meningkat (Centre, 2017).


Cuaca ekstrim seperti hujan kencang yang terjadi terus-menerus akan menyebabkan banjir. Kondisi banjir menyebabkan lingkungan kotor dan menjadi lingkungan yang sangat baik bagi sarangga dan nyamuk penyebar penyakit untuk hidup dan bereproduksi. Dengan kondisi seperti ini, kasus penyakit seperti malaria dan demam berdarah dengue akan sangat banyak, sampai pada titik endemik. Sementara kondisi ekstrim lingkungan mempengaruhi daya tubuh manusia sehingga mudah sekali menjadi sakit.
Sedangkan kemarau, akibat peningkatan suhu bumi terus-menerus dapat menyebabkan kebakaran semak dan hutan. Asap yang dihasilkan dari kebakaran sejam dan hutan mencemari udara yang juga berdampak pada kesehatan pernapasan manusia. Dalam kondisi tersebut akan sering ditemukan kasus-kasus seperti Infeksi Pernapasan.
Pola iklim yang terganggu juga menyebabkan efek tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Efek terhadap pola hujan yang meningkatkan bencana banjir dapat menyebabkan peningkatan kejadian penyakit perut karena efeknya pada sumber air dan penyediaan air bersih, penyakit malaria, demam berdarah dengue, chikungunya dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui rodent seperti leptospirosis. WHO (2004) telah mengidentifikasi beberapa penyakit yang sangat besar kemungkinan karena perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya wabah. Telah direkomendasikan memasang sistem peringatan dini untuk memonitor perubahan distribusi penyakit.
Beberapa penyakit yang bukan wabah juga berhubungan dengan perubahan iklim. Penggunaan teknologi dan pengindraan jarak jauh telah memungkinkan peningkatan pemetaan risiko beberapa penyakit, misalnya penyakit cacing perut..
Permasalahan ini tidak dapat kita pandang dengan sebelah mata, sebab banyak nyawa yang telah menjadi korban akibat dari penyakit yang timbul oleh adanya perubahan iklim. Beragam penyakit infeksi mengalami peningkatan akibat perubahan iklim. Memperbaiki kondisi ini mungkin sulit, tapi Anda bisa melakukan langkah yang lebih sederhana dengan melindungi diri dari penyakit tersebut. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah infeksi mikroba dari makanan. Selain itu, waspadalah terhadap peningkatan populasi serangga yang mungkin membawa penyakit. Langkah sederhana yang Anda lakukan akan sangat bermanfaat bagi kesehatan orang banyak.


Dengan kata lain, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, maka hal terbaik yang dapat dilakukan ialah dengan memproteksi diri sebaik mungkin jauh sebelum dari keadaan sakit dengan menerapkan pola hidup PHBS serta promotive-preventif. Agar, tingkat penyakit akibat perubahan iklim dapat ditanggulangi serta akan berdampak baik pada erajat kesehatan masyarakat kedepannya. Disnilah peran seorang tenaga kesehatan masyarakat, untuk dapat memprediksi, memperkirakan penyakit yang dapat timbul dalam setiap perubahan iklim agar dapat pula mengetahui mengenai cara penanggulangan yang tepat.

Sekian dan terima kasih sudah berkunjung J
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh