Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakaatuh
Oke teman-teman, kali ini saya Andi Ulfryza Dwi Riwansyah akan membahas
perubahan iklim, perubahan penyakit serta kaitannya dengan kesehatan masyarakat
Seperti
kita ketahui pemanasan global selama abad terakhir
telah mengakibatkan perubahan iklim yang sebagian besar terindikasi sebagai bencana
lingkungan hidup seperti,banjir, kekeringan
dan bergesernya musim hujan. Perubahan
iklim merupakan salah satu isu yang cukup ramai dibicarakan belakangan ini. Hal
ini disebabkan karena dampak perubahan iklim tersebut sudah sangat dirasakan
pada setiap aspek-aspek kehidupan manusia.
Meskipun
kenaikan suhu udara dan muka air laut kelihatannya kecil , beberapa tempat atau
ekosistem atau masayarakat tertentu sangat rentan menghadapi perubahan
tersebut. Kondisinya akan diperburuk apabila kemampuan ekosistem atau
masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim rendah.
Terdapat
tramisi kesehatan yang terjadi karena adanya transisi demografi dan transisi
epidemiologi. Transisi demografi merupakan akibat adanya industrialisasi,
meningkatnya pendapatan, tingkat pendidikan, teknologi kesehatan dan kedokteran
di masyarakat. Hal ini akan berdampak
pada terjadinya transisi epidemiologi yaitu terjadinya perubahan pola pada
kematian terutama akibat infeksi, angka fertilitas total, umur harapan hidup
penduduk dan meningkamya penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit kronik.
Sebaliknya menurunnya tingkat sosial ekonomi akan menyebabkan penyakit infeksi
yang masih tetap tinggi, timbulnya penyakit baru dan timbulnya kembali penyakit
lama.
Kaitan antara
perubahan iklim serta perubahan pola penyakit jelas terlihat, dimana dengan
perpindahan iklim yang tak menentu, akan lebih rentan memicu timbulnya berbagai
macam penyakit yang berdampak pada penurunan angka derajat kesehatan masyarakat
itu sendiri.
Di Indonesia
yang beriklim tropis ini pada musim kemarau berkepanjangan adalah kondisi yang
sangat baik bagi perkembangan bakteri, virus, jamur dan parasit karena
kelembaban udara pada musim kemarau cukup tinggi. Mikroorganisme-mikroorganisme
tersebut tumbuh dengan sangat subur dan dapat bertahan hidup lebih lama.
Kondisi ini menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan bakteri dan udara
semakin banyak terjadi seperti penyakit kulit akibat jamur. Selain itu, udara
yang hangat adalah pertanda bagi bunga untuk melakukan penyerbukan. Umumnya,
orang alergi dengan benda-benda kecil seperti serbuk bunga. Sehingga, kondisi
ini menyebabkan peningkatan penyakit akibat alergi meningkat (Centre, 2017).
Cuaca ekstrim seperti hujan kencang yang terjadi
terus-menerus akan menyebabkan banjir. Kondisi banjir menyebabkan lingkungan
kotor dan menjadi lingkungan yang sangat baik bagi sarangga dan nyamuk penyebar
penyakit untuk hidup dan bereproduksi. Dengan kondisi seperti ini, kasus
penyakit seperti malaria dan demam berdarah dengue akan sangat banyak, sampai
pada titik endemik. Sementara kondisi ekstrim lingkungan mempengaruhi daya
tubuh manusia sehingga mudah sekali menjadi sakit.
Sedangkan kemarau, akibat peningkatan suhu bumi
terus-menerus dapat menyebabkan kebakaran semak dan hutan. Asap yang dihasilkan
dari kebakaran sejam dan hutan mencemari udara yang juga berdampak pada
kesehatan pernapasan manusia. Dalam kondisi tersebut akan sering ditemukan
kasus-kasus seperti Infeksi Pernapasan.
Pola iklim yang
terganggu juga menyebabkan efek tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Efek
terhadap pola hujan yang meningkatkan bencana banjir dapat menyebabkan
peningkatan kejadian penyakit perut karena efeknya pada sumber air dan
penyediaan air bersih, penyakit malaria, demam berdarah dengue, chikungunya dan
penyakit lainnya yang ditularkan melalui rodent seperti leptospirosis. WHO
(2004) telah mengidentifikasi beberapa penyakit yang sangat besar kemungkinan
karena perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya wabah. Telah
direkomendasikan memasang sistem peringatan dini untuk memonitor perubahan
distribusi penyakit.
Beberapa
penyakit yang bukan wabah juga berhubungan dengan perubahan iklim. Penggunaan
teknologi dan pengindraan jarak jauh telah memungkinkan peningkatan pemetaan
risiko beberapa penyakit, misalnya penyakit cacing perut..
Permasalahan
ini tidak dapat kita pandang dengan sebelah mata, sebab banyak nyawa yang telah
menjadi korban akibat dari penyakit yang timbul oleh adanya perubahan iklim. Beragam penyakit infeksi mengalami
peningkatan akibat perubahan iklim. Memperbaiki kondisi ini mungkin sulit, tapi
Anda bisa melakukan langkah yang lebih sederhana dengan melindungi diri dari
penyakit tersebut. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah
infeksi mikroba dari makanan. Selain itu, waspadalah terhadap peningkatan
populasi serangga yang mungkin membawa penyakit. Langkah sederhana yang Anda
lakukan akan sangat bermanfaat bagi kesehatan orang banyak.
Dengan kata
lain, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, maka hal terbaik yang dapat
dilakukan ialah dengan memproteksi diri sebaik mungkin jauh sebelum dari
keadaan sakit dengan menerapkan pola hidup PHBS serta promotive-preventif.
Agar, tingkat penyakit akibat perubahan iklim dapat ditanggulangi serta akan
berdampak baik pada erajat kesehatan masyarakat kedepannya. Disnilah peran
seorang tenaga kesehatan masyarakat, untuk dapat memprediksi, memperkirakan
penyakit yang dapat timbul dalam setiap perubahan iklim agar dapat pula
mengetahui mengenai cara penanggulangan yang tepat.
Sekian dan terima kasih sudah berkunjung J
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh